Di Tengah Kota, Rumahku Desa
Sampai di atas pijakan tanah datar ini, aku yang kotor selalu harap-harap cemas bagaimana sebagian makhluk memandangku dengan "bungkus receh". Yang menonjol cuma Kesombongan yg keruh, sepertinya aku tak bisa jernih karena wadahku gelap, dari dalam botol aku bisa melihat, tapi dari luar entahlah.
Kawan-ku mulai menyoraki dengan diam, acuh, apatis, kalaupun aku ingin bercerita aku harus membawa modal materi dan akhirnya tak di dengar juga, mungkin mereka senang dengan apa yang kuberi tapi itu materi bukan curahan hati, bebanku tetap materiku kurang, padahal besok harus makan. Benar aku tak bisa menyalahkan semuanya begitu saja, mungkin mereka punya kepentingan yg jauh lebih berat, lebih dan lebih dari masalahku yang cuma ingin didengar sebagai seorang sahabat, kurasa kuping mereka bukan untuk mendengarkan ini, tapi mendegar kabar baik yang terus berulang di roda waktu.
oh asu ini dunia dengan berbagai hal baik dan buruk terbatas tipis, kembali ku berdiri duduk lalu syukur ternyata surgaku bukan diluar sana tapi dalam tentramnya hati, sudahlah aku ingin mengiasi isi botol ini, terserah mau apa luarnya, kuingin yang masuk botol tentram hatinya.
Sampai di atas pijakan tanah datar ini, aku yang kotor selalu harap-harap cemas bagaimana sebagian makhluk memandangku dengan "bungkus receh". Yang menonjol cuma Kesombongan yg keruh, sepertinya aku tak bisa jernih karena wadahku gelap, dari dalam botol aku bisa melihat, tapi dari luar entahlah.
Kawan-ku mulai menyoraki dengan diam, acuh, apatis, kalaupun aku ingin bercerita aku harus membawa modal materi dan akhirnya tak di dengar juga, mungkin mereka senang dengan apa yang kuberi tapi itu materi bukan curahan hati, bebanku tetap materiku kurang, padahal besok harus makan. Benar aku tak bisa menyalahkan semuanya begitu saja, mungkin mereka punya kepentingan yg jauh lebih berat, lebih dan lebih dari masalahku yang cuma ingin didengar sebagai seorang sahabat, kurasa kuping mereka bukan untuk mendengarkan ini, tapi mendegar kabar baik yang terus berulang di roda waktu.
oh asu ini dunia dengan berbagai hal baik dan buruk terbatas tipis, kembali ku berdiri duduk lalu syukur ternyata surgaku bukan diluar sana tapi dalam tentramnya hati, sudahlah aku ingin mengiasi isi botol ini, terserah mau apa luarnya, kuingin yang masuk botol tentram hatinya.
Komentar
Posting Komentar